Batik
Pengertian Batik
Walaupun banyak para ahli yang
mengemukakan pendapatnya tentang pengertian batik, namun mereka mempunyai
tujuan yang sama dalam ungkapan yang berbeda-beda.
Disebutkan oleh Yudoseputro (2000 : 98) bahwa batik berarti gambar yaang ditulis
pada kain dengan mempergunakan malam sebagai media sekaligus penutup kain
batik. Selain itu, seorang ahli seni rupa mengemukakan bahwa seni batik
merupakan hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi nilainya. Karena itu
sudah selayaknya ditingkatkan dan dikembangkan (Widodo, 1983 : 1).
Adapun sebuah buku yang mengatakan bahwa batik adalah bahan sandang yang
dibuat berupa tekstil untuk keperluan kelengkapan hidup sehari-hari. Tekstil
yang dibuat dengan teknik atau proses batik untuk sandang tersebut, berupa kain
penutup badan, hiasan rumah tangga, dan perlengkapan lain yang semuanya
dimaksudkan untuk memperindah.
Sejarah Batik di Indonesia
Seni Batik tetap hidup subur di Indonesia, dikenal oleh seluruh lapisan
masyarakat. Bila kita bandingkan batik yang kita kenal sekarang dengan batik
puluhan tahun yang silam, tidak begitu banyak perubahan ; baik bahan, cara
maupun coraknya. Sifat inilah yang menyebabkan seni batik mudah dipelajari,
dari generasi ke generasi (Widodo, 1982 : 2).
Mengenai asal mula Batik Indonesia, ada beberapa pendapat :
Ditinjau dari Sejarah Kebudayaan
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2).
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2).
Ditinjau dari design batik dan proses “Loax-resist tehnique”
Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan bahwa :
- Telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Nara yang disebut “Ro-Kechr”, di China pada zaman dinasti T’ang, di Bangkok dan Turkestan Timur. Design batik dari daerah-daerah tersebut pada umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di Palekat dan Gujarat) Adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembangan batik India mencapai puncaknya pada abad 17-19.
- Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi, Irian dan Sumatera.
- Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia dengan ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon hayat, caruda, dan isen-isen cece serta sawut.
Ditinjau
dari sejarah
Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3).
Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3).
Sejarah
batik diperkirakan dimulai pada zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan
mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan
lingkungan seni budaya zaman Hindu seni batik merupakan karya seni Istana.
Dengan bakuan tradisi yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah
dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam
dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru (Yudaseputro, 2000 : 97).
Seni Musik
Pengertian Musik
Seni musik merupakan cabang seni yang menggunakan media bunyi sebagai
sarana pengungkapan ekspresi senimannya. Kata musik dalam Bahasa
Indonesia adalah terjemahan dari Bahasa Inggris music atau Bahasa
Belanda muziek. Menurut para ahli sejarah, kata musik berasal dari
sekumpulan nama dewi kesenian bangsa Yunani Purba, yaitu musae.
Dalam sebuah ciptaan
musik, nada menempati posisi terkecil. Secara sistematis, struktur bentuk musik
dapat diuraikan sebagai berikut:
- Nada bertindak sebagai satuan terkecil dalam sebuah ciptaan musik.
- Kumpulan dari nada dinamakan kata.
- Kumpulan beberapa kata dinamakan frase.
- Kumpulan frase musik akan membentuk kalimat musik.
- Kumpulan beberapa kalimat musik dinamakan dengan tema. Tema dapat pula disebut dengan verse, chorus, atau baik musik.
- Kumpulan tema dinamakan ciptaan.
Unsur lain yang ada
dalam musik adalah ritme. Adalah susunan hentakan yang teratur.
Tujuan Penyajian Musik
Setiap karya manusia
pasti memiliki tujuan tertentu. Termasuk karya yang berupa musik, beberapa
tujuan diciptakannya musik adalah sebagai berikut ;
Tujuan Magis.
- Musik pada tujuan ini, musik dianggap property yang mampu memperkuat suasana magis dalam ritual-ritual tertentu.
Tujuan Religius.
- Musik dapat diciptakan sebagai pengakuan akan keagungan Tuhan, sebagai sarana mendekatkan diri dengan Tuhan.
Tujuan Simbolis.
- Karya musik yang diciptakan pada konteks ini memiliki tujuan simbolis yang dapat menimbulkan kebanggaan terhadap sesuatu. Seperti lagu kepahlawanan, atau lagu kebangsaan.
Tujuan Komersial.
- Di sini sudah jelas, musik dijadikan barang yang dapat membuahkan penghasilan bagi senimannya.
Tujuan Kreatif.
- Tujuan penciptaannya semata-mata hanya untuk kepuasan dirinya sendiri dan biasanya bersifat eksperimental.
Tujuan Rekreatif.
- Musik diciptakan untuk hiburan semata.
Karya Seni Patung
1. Pengertian
Patung merupakan karya seni rupa tiga dimensi. Kamus Besar
Indonesia bertuliskan bahwa, patung adalah benda tiruan bentuk manusia dan
binatang yang cara pembuatanya dipahat pengertian ini didasarkan terjemahan
dari bahasa inggris SCULPTURE, karena pematung jaman dahulu menggunakan teknik
pahat.
Seni patung disebut juga plasticart atau seni plastic, mudah dibentuk sesuka hati. Seni patung bisa di artikan sebagai seni bentuk (bentuk-bentuk yang memiliki keindahan)
Seni patung disebut juga plasticart atau seni plastic, mudah dibentuk sesuka hati. Seni patung bisa di artikan sebagai seni bentuk (bentuk-bentuk yang memiliki keindahan)
2. Tujuan Pembuatan
Seni patung pada zaman dahulu di buat untuk
kepentingan keagamaan, pada jaman hindu dan budha, patung di buat untuk
menghormati dewa atau orang yang di jadikan teladan. Pada perkembangan
selanjutnya patung di buat untuk monument/ peringatan suatu peristiwa besar
pada suatu bangsa, kelompok atau perorangan.
Pada jaman sekarang seni patung sering di ciptakan untuk hiasan penciptanya lebih bebas dan bervariasi dan seni patung itu di ciptakan untuk dinik mati nilai keindahan bentuknya.
Secara umum berdasarkan pembutanya seni patung ada 6 macam yaitu :
Pada jaman sekarang seni patung sering di ciptakan untuk hiasan penciptanya lebih bebas dan bervariasi dan seni patung itu di ciptakan untuk dinik mati nilai keindahan bentuknya.
Secara umum berdasarkan pembutanya seni patung ada 6 macam yaitu :
·
Patung religi, untuk sarana beri badah,bermakna religius.
· Patung monument, untuk peringatan peristiwa bersejarah atau jasa seorang
pahlawan.
· Patung arsitektur, patung yang ikut aktif berfungsi dalam kontruksi
bangunan.
· Patung dekonasi, untuk menghias bangunan atau lingkungan taman.
· Patung seni, patung seni untuk di nikmati keindahan bentuknya.
· Patung kerajinan, hasil dari para pengrajin.
3. Corak dan jenis patung
Pada masa lampau sudah dikenal patung primitive
seperti patung asmat di irian jaya dan sulawesi selatan (tanah toraja). Pada
masa kerajaan hindu budha di jawa dan bali banyak sekali di temukan hasil karya
seni patung terutama di candi hindu dan budha yang bercorak tradisional.
Dilihat dari perwujudtanya, ragam seni patung moderen dapat di bedakan menjadi 3 corak sebagai berikut :
Dilihat dari perwujudtanya, ragam seni patung moderen dapat di bedakan menjadi 3 corak sebagai berikut :
·
corak imitatif / realis
yaitu tiruan alam seperti manusia, binatang dan tumbuhan
yaitu tiruan alam seperti manusia, binatang dan tumbuhan
·
corak dekoratif
yaitu bentuk-bentuk alam yang di olah / di ubah menurut gagasan imajinasi pematung
yaitu bentuk-bentuk alam yang di olah / di ubah menurut gagasan imajinasi pematung
·
corak nonfiguratif/abstrak
yaitu bentuknya telah banyak berubah.
yaitu bentuknya telah banyak berubah.
Penampilan karya patung bermacam-macam jenisnya, hal
ini dapat kita saksikan dirumah, di taman atau di museum. Jenis karya patung
dapat di bedakan menjadi 3 yaitu :
· patung dada
patung dada adalah penampilan karya patung sebatas dada ke atas atau bagian kepala.
patung dada adalah penampilan karya patung sebatas dada ke atas atau bagian kepala.
· patung torsa
torsa di sebut juga badan.patung torsa adalah penampilan karya patung yang hanya menampilkan bagian dada,dari dada, pinggang, dan panggul.
torsa di sebut juga badan.patung torsa adalah penampilan karya patung yang hanya menampilkan bagian dada,dari dada, pinggang, dan panggul.
· patung lengkap
penampilan karya patung lengkap maksudnya terdiri dalam badan, anggota badan, anggota badan bagian atas dan bagian bawah serta kepala.
penampilan karya patung lengkap maksudnya terdiri dalam badan, anggota badan, anggota badan bagian atas dan bagian bawah serta kepala.
Seni Rupa Murni (Seni Lukis)
I. Pengertian
Banyak
orang memberikan pengertian yang sama antara menggambar dengan melukis.
Keduanya sama-sama menghasilkan karya seni dengan memindahkan obyek nyata pada
bidang dua dimensi. Namun sebenarnya, menggambar tidaklah sama dengan
melukis. Menggambar dapat diartikan sebagai tahap awal dari melukis.
Jika kita cermati lebih jauh, masih ada beberapa hal yang membedakan antara
menggambar dengan melukis.
Kalau begitu bagaimana sebenarnya melukis atau
seni lukis itu ? Apa bedanya dengan menggambar ?
Seni Lukis diartikan sebagai suatu
daya cipta dari imajinasi manusia yang diekspresikan/ diungkapkan melalui media
garis, warna, teksture, gelap terang, bidang dan bentuk pada bidang dua dimensi.
Jadi jelas, bahwa melukis termasuk dalam fine
art bukan aplied art tidak seperti menggambar karena lebih mementingkan fungsi
primer atau merupakan ekspresi bebas dan murni dari ungkatan senimannya.
Tiga macam fungsi berkarya seni adalah :
Fungsi
Primer = berkarya seni untuk cetusan
perasan dan ekspresi pribadi seniman. Seni untuk seni.
Fungsi
Sekunder = berkarya seni disamping untuk kepuasan
pribadi juga melayani kepentingan pihak luar/ orang lain. Seni sebagai
sarana komunikasi.
Fungsi
Fisik =
berkarya seni yang lebih mengutamakan nilai pakai atau kegunaannya.
Ekspresi adalah ungkapan perasaan.
Mengekspresikan berarti memberi bentuk atas apa yang dirasakan sehingga orang
lain dapat mengetahuinya. Pengungkapan ekspresi dan perasaan seniman
menjadi hal yang penting dalam seni lukis. Dalam hal ini ekspresi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu ekspresi non kreatif jika
berekspresi tanpa menghasilkan karya seni (sedih, cemberut, tersenyum,
menangis) dan ekspresi kreatif yaitu jika
dalam mengekspresikan perasaan menghasilkan suatu karya seni (lukisan, lagu,
tarian atau puisi).
Akan tetapi dengan kebebasan berekspresi dan
murni tersebut bukan berarti melukis menjadi lebih mudah dan berkarya seadanya,
karena tetap mengacu pada kaidah-kaidah dan prinsip seni rupa yang
berlaku. Karya seni lukis yang baik tetap berpedoman pada komposisi, keseimbangan
dan harmonis pada penggunaan unsur-unsur seni rupa.
II. Komponen Seni Lukis
Tiga komponen seni rupa yang harus diperhatikan
dalam melukis adalah subyek, bentuk dan isi. Perpaduan yang tepat dari
ketiganya akan menghasilkan karya seni lukis yang baik.
a. Subyek
Sesuatu yang menjadi bentuk lukisan atau obyek
yang terlihat dari karyanya. Dibedakan menjadi :
-
Lukisan bentuk figuratif, jika subyeknya masih terikat dengan alam, yaitu
mengambil bentuk-bentuk yang ada di alam.
-
Lukisan bentuk non figuratif (abstrak), jika subyeknya sudak tidak
terikat dengan bentuk yang ada di alam.
b. Bentuk
Cara pelukis dalam mengekspresikan subyek yang
dilukisnya menjadi karya dua dimensi. Bentuk yang sering digunakan adalah
bentuk
figuratif yang disusun dari bentuk-bentuk yang ada di alam dan bentuk
berwujud seperti : stilasi (penggayaan), deformasi (menyusun
bentuk), transformasi (merubah bentuk) dan distorsi (melebih-lebihkan bentuk).
c. Isi
Yang dimaksud dengan isi adalah kesan atau
bobot ungkapan ekspresi yang ingin disampaikan melalui karya seni lukis.
Pengungkapan ini dapat dilihat dari banyaknya aliran dalam seni lukis seperti :
romantisme, realisme, naturalisme, kubisme, impresionisme dan sebagainya.
III. Media Lukis
a. Bahan
Kegiatan berkarya seni rupa tidak pernah
terlepas dari peralatan dan bahan (medium) yang digunakan. Alat dan bahan
ini disebut dengan media seni rupa. Setiap bahan mempunyai sifat dan
karakter berbeda. Perbedaan sifat ini akan menentukan cara an teknik berkarya
yang diterapkan.
Teknik pembuatan patung dengan bahan tanah liat
tentu berbeda tekniknya dengan pembuatan patung bahan logam. Melukis
dengan cat air caranya tidak sama dengan melukis menggunakan cat minyak.
Hal ini disebabkan karena setiap medium
mempunyai dua sifat dasar, yaitu :
o
Sifat
Fisik yaitu karakter bahan yang terlihat oleh mata.
Keras, lunak, mudah pecah, elastis, kasar atau halus dan sifat-sifat yang lain.
o
Sifat
Estetis yaitu sifat keindahaan dari masing-masing bahan yang
berbeda satu dengan lainnya. Lukisan dengan media cat air memiliki
keindahaan tersendiri yang tidak mungkin didapat jika menggunakan media cat
minyak. Begitu juga sebaliknya.
Setiap bahan punya karakter dan keindahaannya
sendiri dan tidak berarti bahan yang satu lebih baik dari yang lain.
Tidak berarti cat minyak akan membuat lukisan menjadi lebih mahal dari lukisan
cat air. Pemilihan medium tidak menjamin suatu karya menjadi lebih
artistik, lebih baik atau lebih mahal. Kualitas karya selain ditentukan
oleh jenis medium yang digunakan juga ditentukan oleh kreatifitas dan bakat
penciptanya.
b. Alat
Alat yang digunakan sama dengan peralatan
menggambar pada umumnya, cat air, pensil, cat poster, cat akrilik, kuas, pensil
warna, pastel, crayon dan lain-lain Pemilihan alat yang tepat harus
menyesuaikan dengan bahan (medium) yang digunakan.
SENI TARI
Seni tari adalah ungkapan jiwa yang mengandung
unsur keindahan dalam bentuk gerakan yang teratur sesuai dengan irama yang
mengiringinya. Tari adalah keindahan gerak anggota-anggota tubuh yang bergerak,
berirama, dan berjiwa yang harmonis.
Ada tiga unsur utama dalam tari, yaitu wiraga
(fisik), wirama (iringan musik), dan wirasa (penjiwaan atau ekspresi). Gerak
tari dan gerak biasa memiliki perbedaan dalam hal kehalusan, dinamika (irama
dan tempo), dan iringan.
1.
JENIS TARI
1.
Jenis
Tari Tradisional
Tari tradisional adalah tari yang berkembang di
daerah tertentu yang berpijak dan berpedoman luas pada adaptasi kebiasaan
turun-temurun dan dianut oleh masyarakat pemilik tari tersebut. Tari tradisional
dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.
Tari tradisional klasik
Ciri-ciri tari tradisional klasik adalah
sebagai berikut.
1.
Pola-pola gerak sudah ditentukan.
2.
Memiliki nilai seni yang tinggi
3.
Gerak yang diciptakan melampaui kebutuhan
mnimal yang dibutuhkan oleh konteksnya.
4.
Tumbuh dan berkembang dari kalangan bangsawan.
5.
Ukuran-ukuran keindahannya melampaui
batas-batas daerah.
Contoh tari tradisional klasik adalah Tari
Bedaya Ketawang dari Jawa Tengah.
2.
Tari tradisional folkasik (tari rakyat)
Ciri-ciri tari tradisiomal folkasik (tari
rakyat) adalah sebagai berikut.
1.
Pola-pola gerak sangat ditentukan dengan
konteksnya, sehingga tari rakyat biasanya memiliki tema tertentu.
2.
Bersifat sosial dan memiliki nilai seni yang
sedang.
3.
Perbendaharaan geraknya terbatas sekadar cukup
untuk memberikan aksen kepada peristiwa-peristiwa adat yang khas dari suku
bangsa yang bersangkutan.
4.
Berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat.
5.
Terbatas pada wilayah adat tertentu.
Contoh
tarian ini adalah Tari Tayub dari Jawa Tengah.
2.
Jenis Tari Kreasi
Tari
kreasi adalah tari yang memiliki ciri gerak yang tidak lagi mengikuti pola-pola
dan ramuan-ramuan yang menetap. Tari kreasi berasal dari tari tradisional yang
sudah dkembangkan. Contohnya Tari Oleg Tambulilingan dari Bali dan dan Tari
Kipas dari Sumatra. Tari kreasi dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.
Tari modern
Ciri-ciri
tari modern adalah sebagai berikut.
1.
Pola-pola gerak yang lebih bebas tetapi masih
memperhatikan keindahan.
2.
Gerak yang digunakan masih memberi penekanan
pada gerak yang tumbuh dari gerak tari tradisional.
3.
Masih tetap berada dalam kerangka tradisi tari
suatu suku bangsa.
Contoh
tari modern adalah Tari Merak dari Jawa Barat.
2.
Tari kontemporer
Ciri-ciri
tari kontemporer adalah sebagai berikut.
1.
Pola-pola geraknya lebih bebas dari tari
modern.
2.
Gerak yang digunakan tidak lagi mendasarkan
pada gerak tari tradisional.
3.
Tata tari diciptakan sesuai suasana saat itu.
Contoh
tari kontemporer adalah tari ciptaan Boy G. Sakti, Tom, Ibnur, Sardono W.
Kusuma.
Selain kedua jenis tari di atas, tari juga
dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan bentuk penyajiannya.
1.
Jenis tari berdasarkan fungsinya
1. Tari
upacara
Dalam
kehidupan masyarakat di Nusantara, kegiatan upacara sudah dilaksanakan sejak
dahulu. Biasanya dalam kegiatan upacara, tari dijadikan sebagai medianya.
Upacara-upacara yang sering menggunakan tari sebagai media, yaitu :
1.
Upacara keagamaan, seperti Tari Sang Hyang,
Gabor, Wayang Uwong, dan Gambuh (Bali), Ngalase (Jawa barat), Sanyang (Jawa
Timur), dan Seblang (Banyuwangi).
2.
Upacara kebesaran keistanaan (Keraton), seperti
Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta), Srimpi ( Jawa Timur), dan Gending Sriwijaya
(Palembang).
3.
Upacara penting dalam kehidupan manusia,
seperti upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Selatan),
upacara khitanan dirayakan dengan tari Sisingaan (Subang), upacara perkawinan
dirayakan dengan Tari Lawung (Yogyakarta).
2.
Tari pergaulan atau hiburan
Beberapa
jenis tari hiburan yaitu Tari Bumbung dari Bali, Tari Ronggeng dan Rantak Kudo
dari Sumatra.
3.
Tari pertunjukan
Tari
pertunjukan sengaja digarap untuk dipertontonkan dan memerlukan penggarapan
yang mantap. Namun, tari pertunjukan ada juga yang semula berfungsi sebagai
tari upacara atau hiburan, kemudian berubah menjadi tari pertunjukan. Berikut
ini beberapa contoh tari pertunjukan : Tari Pendet dari Bali, Tari Tayuban dari
Jawa Barat, dan Tari Ngremo dari Jawa tImur.
2.
Jenis tari berdasarkan bentuk penyajian
Berdasarkan
bentuk penyajian, tari dibagi ,emjadi empat macam, yaitu tari tunggal, tari
berpasangan, tari massal, dan drama tari.
1.
Tari tunggal
Tari
tunggal adalah jenis tari yang dimainkan oleh seorang penari. Contoh tari
tunggal yaitu Tari Gatotkaca, Tari Topeng Klana, dan Tari Panji.
2.
Tari berpasangan
Tari
berpasangan adalah jenis tari yang dimainkan oleh dua penari yang satu dengan
lainnya saling melengkapi. Dua penari itu bisa wanita semua atau laki-laki
semua, bias satu wanita yang lainnya laki-laki. Jenis tari ini ada yang terdiri
dari beberapa pasangan. Contoh tari yang dibawakan oleh sepasang penari, yaitu
Tari Damarwulan, Tari Rara Mendut, dan Tari Perang Sugriwo-Subali.
3.
Tari massal
Tari
massal adalah tarian yang dibawakan oleh lebih dari satu orang penari tanpa ada
unsur saling melengkapi. Beberapa contoh tari massal, yaitu Tari Gambyong dari
Surakarta, Tari Golek dari Yogyakarta, dan Tari Mafia dari Irian Jaya.
4.
Drama tari
Drama
tari dibawakan oleh beberapa orang penari. Drama tari disajikan dalam bentuk
cerita yang terbagi atas babak-babak atau adegan-adegan. Beberpa contoh drama
tari yaitu Wayang Wong dari Jawa Tengah, Wayang Topeng dari Cirebon, dan Randai
dan Makyong dari Sumatra.
2.
KOMPOSISI
TARI
1.
Bentuk (pose)
Bentuk (pose) adalah posisi tubuh sebelum
bergerak. Terbagi menjadi empat, yaitu terbuka, tertutup, asimetris, dan
simetris.
2.
Gerak
Gerak adalah posisi tubuh menggerakkan bentuk.
3.
Pola lantai
Pola lantai adalah arah atau garis langkah yang
dilalui oleh penari. Pola lantai terbagi menjadi dua, lurus dan lengkung.
4.
Arah hadap
Arah hadap adalah arah posisi tubuh penari.
5.
Tataran atau level
Tataran atau level adalah tingkatan posisi
tubuh penari. Terbagi menjadi tiga, bawah, tengah, dan atas.
6.
Ekspresi atau penjiwaan
3.
PERANAN
TARI
Sebagai
suatu kegiatan, tari memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai berikut.
1.
Tari sebagai alat pemersatu bangsa
Sebagai contoh
pagelaran festival tari nasional daerah, dan festival isen mulang.
2.
Tari sebagai media ekspresi
Tari
dapat menciptakan rangkaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap
sesuatu yang ada dan yang terjadi di sekitarnya.
3.
Tari sebagai sarana upacara
Jenis
tari ini banyak macamnya seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
4.
Tari sebagai penyaluran terapi
Jenis
tari ini biasanya ditujukan kepada penyandang cacat fisik atau cacat mental.
Pada masyarakat timur, jenis tarian ini menjadi pantangan karena rasa tak
sampai hati.
5.
Tari sebagai media komunikasi
Penampilan
tari menyampaikan pesan yang ada dalam setiap gerakannya. Contohnya adalah Tari
Pakarena dari Sulawesi Selatan yang digunakan untuk mengucapkan selamat dating
kepada para tamu.
6.
Tari sebagai media berpikir kreatif
Kecerdasan
manusia meliputi tujuh aspek, yaitu logika, bahasa, visual, kinestik, musik,
intrapersonal, dan interpersonal. Ketujuh aspek itu perlu mendapat perhatian
yang seimbang dalam pendidikan sehingga siswa akan bisa lebih berpikir kreatif.
Seni tari, ebagai salah satu pendidikan seni di sekolah, dapat mengembangkan
kemampuan dalam aspek kinestik. Seni tari bisa menjadi alat untuk bias berpikir
kreatif.
7.
Tari sebagai media mengembangkan bakat
Di
sekolah diadakan pendidikan seni, yang salah satu aspeknya adalah seni tari.
Pendidikan seni tari ini dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan
bakat.
8.
Tari sebagai hiburan
Tari
sebagai hiburan harus bervariasi agar tidak menjemukan dan membosankan. Oleh
karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-muluk,
diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya
dipersiapkan dengan cara yang menarik.
9.
Tari sebagai media pergaulan
Seni
tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh
karena itu, kegiata tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan. Kegiatan
tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan bersama, adalah sarana
pergaulan yang baik.
Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
No comments:
Post a Comment