Thursday, September 12, 2013

Tugas Seni Budaya


Batik
Pengertian Batik      
Walaupun banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian batik, namun mereka mempunyai tujuan yang sama dalam ungkapan yang berbeda-beda.
Disebutkan oleh Yudoseputro (2000 : 98) bahwa batik berarti gambar yaang ditulis pada kain dengan mempergunakan malam sebagai media sekaligus penutup kain batik. Selain itu, seorang ahli seni rupa mengemukakan bahwa seni batik merupakan hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi nilainya. Karena itu sudah selayaknya ditingkatkan dan dikembangkan (Widodo, 1983 : 1).
Adapun sebuah buku yang mengatakan bahwa batik adalah bahan sandang yang dibuat berupa tekstil untuk keperluan kelengkapan hidup sehari-hari. Tekstil yang dibuat dengan teknik atau proses batik untuk sandang tersebut, berupa kain penutup badan, hiasan rumah tangga, dan perlengkapan lain yang semuanya dimaksudkan untuk memperindah.
Sejarah Batik di Indonesia
Seni Batik tetap hidup subur di Indonesia, dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Bila kita bandingkan batik yang kita kenal sekarang dengan batik puluhan tahun yang silam, tidak begitu banyak perubahan ; baik bahan, cara maupun coraknya. Sifat inilah yang menyebabkan seni batik mudah dipelajari, dari generasi ke generasi (Widodo, 1982 : 2).
Mengenai asal mula Batik Indonesia, ada beberapa pendapat :
Ditinjau dari Sejarah Kebudayaan
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2).
Ditinjau dari design batik dan proses “Loax-resist tehnique”     

Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan bahwa :
  1. Telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Nara yang disebut “Ro-Kechr”, di China pada zaman dinasti T’ang, di Bangkok dan Turkestan Timur. Design batik dari daerah-daerah tersebut pada umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di Palekat dan Gujarat) Adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembangan batik India mencapai puncaknya pada abad 17-19.
  2. Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi, Irian dan Sumatera.
  3. Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia dengan ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon hayat, caruda, dan isen-isen cece serta sawut.
Ditinjau dari sejarah   

Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3).
Sejarah batik diperkirakan dimulai pada zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman Hindu seni batik merupakan karya seni Istana. Dengan bakuan tradisi yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru (Yudaseputro, 2000 : 97).



Seni Musik
Pengertian Musik
Seni musik merupakan cabang seni yang menggunakan media bunyi sebagai sarana pengungkapan ekspresi senimannya. Kata musik dalam Bahasa Indonesia adalah terjemahan dari Bahasa Inggris music atau Bahasa Belanda muziek. Menurut para ahli sejarah, kata musik berasal dari sekumpulan nama dewi kesenian bangsa Yunani Purba, yaitu musae.
Dalam sebuah ciptaan musik, nada menempati posisi terkecil. Secara sistematis, struktur bentuk musik dapat diuraikan sebagai berikut:
  • Nada bertindak sebagai satuan terkecil dalam sebuah ciptaan musik.
  • Kumpulan dari nada dinamakan kata.
  • Kumpulan beberapa kata dinamakan frase.
  • Kumpulan frase musik akan membentuk kalimat musik.
  • Kumpulan beberapa kalimat musik dinamakan dengan tema. Tema dapat pula disebut dengan verse, chorus, atau baik musik.
  • Kumpulan tema dinamakan ciptaan.
Unsur lain yang ada dalam musik adalah ritme. Adalah susunan hentakan yang teratur.
Tujuan Penyajian Musik
Setiap karya manusia pasti memiliki tujuan tertentu. Termasuk karya yang berupa musik, beberapa tujuan diciptakannya musik adalah sebagai berikut ;
Tujuan Magis.
  • Musik pada tujuan ini, musik dianggap property yang mampu memperkuat suasana magis dalam ritual-ritual tertentu.
Tujuan Religius.
  • Musik dapat diciptakan sebagai pengakuan akan keagungan Tuhan, sebagai sarana mendekatkan diri dengan Tuhan.
Tujuan Simbolis.
  • Karya musik yang diciptakan pada konteks ini memiliki tujuan simbolis yang dapat menimbulkan kebanggaan terhadap sesuatu. Seperti lagu kepahlawanan, atau lagu kebangsaan.
Tujuan Komersial.
  • Di sini sudah jelas, musik dijadikan barang yang dapat membuahkan penghasilan bagi senimannya.
Tujuan Kreatif.
  • Tujuan penciptaannya semata-mata hanya untuk kepuasan dirinya sendiri dan biasanya bersifat eksperimental.
Tujuan Rekreatif.
  • Musik diciptakan untuk hiburan semata.







Karya Seni Patung

1.   Pengertian

Patung merupakan karya seni rupa tiga dimensi. Kamus Besar Indonesia bertuliskan bahwa, patung adalah benda tiruan bentuk manusia dan binatang yang cara pembuatanya dipahat pengertian ini didasarkan terjemahan dari bahasa inggris SCULPTURE, karena pematung jaman dahulu menggunakan teknik pahat.
Seni patung disebut juga plasticart atau seni plastic, mudah dibentuk sesuka hati. Seni patung bisa di artikan sebagai seni bentuk (bentuk-bentuk yang memiliki keindahan)
2.   Tujuan Pembuatan

Seni patung pada zaman dahulu di buat untuk kepentingan keagamaan, pada jaman hindu dan budha, patung di buat untuk menghormati dewa atau orang yang di jadikan teladan. Pada perkembangan selanjutnya patung di buat untuk monument/ peringatan suatu peristiwa besar pada suatu bangsa, kelompok atau perorangan.
Pada jaman sekarang seni patung sering di ciptakan untuk hiasan penciptanya lebih bebas dan bervariasi dan seni patung itu di ciptakan untuk dinik mati nilai keindahan bentuknya.
Secara umum berdasarkan pembutanya seni patung ada 6 macam yaitu :
·      Patung religi, untuk sarana beri badah,bermakna religius.
·       Patung monument, untuk peringatan peristiwa bersejarah atau jasa seorang pahlawan.
·      Patung arsitektur, patung yang ikut aktif berfungsi dalam kontruksi bangunan.
·       Patung dekonasi, untuk menghias bangunan atau lingkungan taman.
·       Patung seni, patung seni untuk di nikmati keindahan bentuknya.
·        Patung kerajinan, hasil dari para pengrajin.



3.  Corak dan jenis patung
Pada masa lampau sudah dikenal patung primitive seperti patung asmat di irian jaya dan sulawesi selatan (tanah toraja). Pada masa kerajaan hindu budha di jawa dan bali banyak sekali di temukan hasil karya seni patung terutama di candi hindu dan budha yang bercorak tradisional.
Dilihat dari perwujudtanya, ragam seni patung moderen dapat di bedakan menjadi 3 corak sebagai berikut :
·         corak imitatif / realis    
yaitu tiruan alam seperti manusia, binatang dan tumbuhan
·         corak dekoratif
yaitu bentuk-bentuk alam yang di olah / di ubah menurut gagasan imajinasi pematung
·         corak nonfiguratif/abstrak       
yaitu bentuknya telah banyak berubah.

Penampilan karya patung bermacam-macam jenisnya, hal ini dapat kita saksikan dirumah, di taman atau di museum. Jenis karya patung dapat di bedakan menjadi 3 yaitu :
·         patung dada     
patung dada adalah penampilan karya patung sebatas dada ke atas atau bagian kepala.
·         patung torsa     
torsa di sebut juga badan.patung torsa adalah penampilan karya patung yang hanya menampilkan bagian dada,dari dada, pinggang, dan panggul.
·         patung lengkap
penampilan karya patung lengkap maksudnya terdiri dalam badan, anggota badan, anggota badan bagian atas dan bagian bawah serta kepala.

Seni Rupa Murni (Seni Lukis)

I. Pengertian
Banyak orang memberikan pengertian yang sama antara menggambar dengan melukis. Keduanya sama-sama menghasilkan karya seni dengan memindahkan obyek nyata pada bidang dua dimensi.  Namun sebenarnya, menggambar tidaklah sama dengan melukis.  Menggambar dapat diartikan sebagai tahap awal dari melukis.  Jika kita cermati lebih jauh, masih ada beberapa hal yang membedakan antara menggambar dengan melukis.
Kalau begitu bagaimana sebenarnya melukis atau seni lukis itu ?  Apa bedanya dengan menggambar ?
Seni Lukis diartikan sebagai suatu daya cipta dari imajinasi manusia yang diekspresikan/ diungkapkan melalui media garis, warna, teksture, gelap terang, bidang dan bentuk pada bidang dua dimensi.
Jadi jelas, bahwa melukis termasuk dalam fine art bukan aplied art tidak seperti menggambar karena lebih mementingkan fungsi primer atau merupakan ekspresi bebas dan murni dari ungkatan senimannya.  Tiga macam fungsi berkarya seni adalah :
Fungsi Primer         = berkarya seni untuk cetusan perasan dan ekspresi pribadi seniman.  Seni untuk seni.
Fungsi Sekunder     = berkarya seni disamping untuk kepuasan pribadi juga melayani kepentingan pihak luar/ orang lain.  Seni sebagai sarana komunikasi.
Fungsi Fisik            = berkarya seni yang lebih mengutamakan nilai pakai atau kegunaannya.
Ekspresi adalah ungkapan perasaan.  Mengekspresikan berarti memberi bentuk atas apa yang dirasakan sehingga orang lain dapat mengetahuinya.  Pengungkapan ekspresi dan perasaan seniman menjadi hal yang penting dalam seni lukis.  Dalam hal ini ekspresi dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspresi non kreatif jika berekspresi tanpa menghasilkan karya seni (sedih, cemberut, tersenyum, menangis) dan ekspresi kreatif yaitu jika dalam mengekspresikan perasaan menghasilkan suatu karya seni (lukisan, lagu, tarian atau puisi).
Akan tetapi dengan kebebasan berekspresi dan murni tersebut bukan berarti melukis menjadi lebih mudah dan berkarya seadanya, karena tetap mengacu pada kaidah-kaidah dan prinsip  seni rupa yang berlaku.  Karya seni lukis yang baik tetap berpedoman pada komposisi, keseimbangan dan harmonis pada penggunaan unsur-unsur seni rupa.
II. Komponen Seni Lukis
Tiga komponen seni rupa yang harus diperhatikan dalam melukis adalah subyek, bentuk dan isi.  Perpaduan yang tepat dari ketiganya akan menghasilkan karya seni lukis yang baik.
a. Subyek
Sesuatu yang menjadi bentuk lukisan atau obyek yang terlihat dari karyanya.  Dibedakan menjadi :
-          Lukisan bentuk figuratif, jika subyeknya masih terikat dengan alam, yaitu mengambil bentuk-bentuk yang ada di alam.
-          Lukisan bentuk non figuratif (abstrak),  jika subyeknya sudak tidak terikat dengan bentuk yang ada di alam.
b. Bentuk
Cara pelukis dalam mengekspresikan subyek yang dilukisnya menjadi karya dua dimensi.  Bentuk yang sering digunakan adalah bentuk figuratif yang disusun dari bentuk-bentuk yang ada di alam dan bentuk berwujud seperti : stilasi (penggayaan), deformasi (menyusun bentuk), transformasi (merubah bentuk) dan distorsi (melebih-lebihkan bentuk).
c. Isi
Yang dimaksud dengan isi adalah kesan atau bobot ungkapan ekspresi yang ingin disampaikan melalui karya seni lukis.  Pengungkapan ini dapat dilihat dari banyaknya aliran dalam seni lukis seperti : romantisme, realisme, naturalisme, kubisme, impresionisme dan sebagainya.
III. Media Lukis
a. Bahan
Kegiatan berkarya seni rupa tidak pernah terlepas dari peralatan dan bahan (medium) yang digunakan.  Alat dan bahan ini disebut dengan media seni rupa.  Setiap bahan mempunyai sifat dan karakter berbeda.  Perbedaan sifat ini akan menentukan cara an teknik berkarya yang diterapkan.
Teknik pembuatan patung dengan bahan tanah liat tentu berbeda tekniknya dengan pembuatan patung bahan logam.  Melukis dengan cat air caranya tidak sama dengan melukis menggunakan cat minyak.
Hal ini disebabkan karena setiap medium mempunyai dua sifat dasar, yaitu :
o   Sifat Fisik yaitu karakter bahan yang terlihat oleh mata.  Keras, lunak, mudah pecah, elastis, kasar atau halus dan sifat-sifat yang lain.
o   Sifat Estetis yaitu sifat keindahaan dari masing-masing bahan yang berbeda  satu dengan lainnya.  Lukisan dengan media cat air memiliki keindahaan tersendiri yang tidak mungkin didapat jika menggunakan media cat minyak.  Begitu juga sebaliknya.
Setiap bahan punya karakter dan keindahaannya sendiri dan tidak berarti bahan yang satu lebih baik dari yang lain.  Tidak berarti cat minyak akan membuat lukisan menjadi lebih mahal dari lukisan cat air.  Pemilihan medium tidak menjamin suatu karya menjadi lebih artistik, lebih baik atau lebih mahal.  Kualitas karya selain ditentukan oleh jenis medium yang digunakan juga ditentukan oleh kreatifitas dan bakat penciptanya.

b. Alat
Alat yang digunakan sama dengan peralatan menggambar pada umumnya, cat air, pensil, cat poster, cat akrilik, kuas, pensil warna, pastel, crayon dan lain-lain  Pemilihan alat yang tepat harus menyesuaikan dengan bahan (medium) yang digunakan.

SENI TARI

Seni tari adalah ungkapan jiwa yang mengandung unsur keindahan dalam bentuk gerakan yang teratur sesuai dengan irama yang mengiringinya. Tari adalah keindahan gerak anggota-anggota tubuh yang bergerak, berirama, dan berjiwa yang harmonis.
Ada tiga unsur utama dalam tari, yaitu wiraga (fisik), wirama (iringan musik), dan wirasa (penjiwaan atau ekspresi). Gerak tari dan gerak biasa memiliki perbedaan dalam hal kehalusan, dinamika (irama dan tempo), dan iringan.
1.      JENIS TARI
1.      Jenis Tari Tradisional
Tari tradisional adalah tari yang berkembang di daerah tertentu yang berpijak dan berpedoman luas pada adaptasi kebiasaan turun-temurun dan dianut oleh masyarakat pemilik tari tersebut. Tari tradisional dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.      Tari tradisional klasik
Ciri-ciri tari tradisional klasik adalah sebagai berikut.
1.      Pola-pola gerak sudah ditentukan.
2.      Memiliki nilai seni yang tinggi
3.      Gerak yang diciptakan melampaui kebutuhan mnimal yang dibutuhkan oleh konteksnya.
4.      Tumbuh dan berkembang dari kalangan bangsawan.
5.      Ukuran-ukuran keindahannya melampaui batas-batas daerah.
Contoh tari tradisional klasik adalah Tari Bedaya Ketawang dari Jawa Tengah.
2.      Tari tradisional folkasik (tari rakyat)
Ciri-ciri tari tradisiomal folkasik (tari rakyat) adalah sebagai berikut.
1.      Pola-pola gerak sangat ditentukan dengan konteksnya, sehingga tari rakyat biasanya memiliki tema tertentu.
2.      Bersifat sosial dan memiliki nilai seni yang sedang.
3.      Perbendaharaan geraknya terbatas sekadar cukup untuk memberikan aksen kepada peristiwa-peristiwa adat yang khas dari suku bangsa yang bersangkutan.
4.      Berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
5.      Terbatas pada wilayah adat tertentu.
Contoh tarian ini adalah Tari Tayub dari Jawa Tengah.
2.      Jenis Tari Kreasi
Tari kreasi adalah tari yang memiliki ciri gerak yang tidak lagi mengikuti pola-pola dan ramuan-ramuan yang menetap. Tari kreasi berasal dari tari tradisional yang sudah dkembangkan. Contohnya Tari Oleg Tambulilingan dari Bali dan dan Tari Kipas dari Sumatra. Tari kreasi dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.      Tari modern
Ciri-ciri tari modern adalah sebagai berikut.
1.      Pola-pola gerak yang lebih bebas tetapi masih memperhatikan keindahan.
2.      Gerak yang digunakan masih memberi penekanan pada gerak yang tumbuh dari gerak tari tradisional.
3.      Masih tetap berada dalam kerangka tradisi tari suatu suku bangsa.
Contoh tari modern adalah Tari Merak dari Jawa Barat.
2.      Tari kontemporer
Ciri-ciri tari kontemporer adalah sebagai berikut.
1.      Pola-pola geraknya lebih bebas dari tari modern.
2.      Gerak yang digunakan tidak lagi mendasarkan pada gerak tari tradisional.
3.      Tata tari diciptakan sesuai suasana saat itu.
Contoh tari kontemporer adalah tari ciptaan Boy G. Sakti, Tom, Ibnur, Sardono W. Kusuma.
Selain kedua jenis tari di atas, tari juga dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan bentuk penyajiannya.
1.      Jenis tari berdasarkan fungsinya
1.      Tari upacara
Dalam kehidupan masyarakat di Nusantara, kegiatan upacara sudah dilaksanakan sejak dahulu. Biasanya dalam kegiatan upacara, tari dijadikan sebagai medianya. Upacara-upacara yang sering menggunakan tari sebagai media, yaitu :
1.                  Upacara keagamaan, seperti Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, dan Gambuh (Bali), Ngalase (Jawa barat), Sanyang (Jawa Timur), dan Seblang (Banyuwangi).
2.                  Upacara kebesaran keistanaan (Keraton), seperti Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta), Srimpi ( Jawa Timur), dan Gending Sriwijaya (Palembang).
3.                  Upacara penting dalam kehidupan manusia, seperti upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Selatan), upacara khitanan dirayakan dengan tari Sisingaan (Subang), upacara perkawinan dirayakan dengan Tari Lawung (Yogyakarta).
2.      Tari pergaulan atau hiburan
Beberapa jenis tari hiburan yaitu Tari Bumbung dari Bali, Tari Ronggeng dan Rantak Kudo dari Sumatra.
3.      Tari pertunjukan
Tari pertunjukan sengaja digarap untuk dipertontonkan dan memerlukan penggarapan yang mantap. Namun, tari pertunjukan ada juga yang semula berfungsi sebagai tari upacara atau hiburan, kemudian berubah menjadi tari pertunjukan. Berikut ini beberapa contoh tari pertunjukan : Tari Pendet dari Bali, Tari Tayuban dari Jawa Barat, dan Tari Ngremo dari Jawa tImur.
2.      Jenis tari berdasarkan bentuk penyajian
Berdasarkan bentuk penyajian, tari dibagi ,emjadi empat macam, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, tari massal, dan drama tari.
1.      Tari tunggal
Tari tunggal adalah jenis tari yang dimainkan oleh seorang penari. Contoh tari tunggal yaitu Tari Gatotkaca, Tari Topeng Klana, dan Tari Panji.
2.      Tari berpasangan
Tari berpasangan adalah jenis tari yang dimainkan oleh dua penari yang satu dengan lainnya saling melengkapi. Dua penari itu bisa wanita semua atau laki-laki semua, bias satu wanita yang lainnya laki-laki. Jenis tari ini ada yang terdiri dari beberapa pasangan. Contoh tari yang dibawakan oleh sepasang penari, yaitu Tari Damarwulan, Tari Rara Mendut, dan Tari Perang Sugriwo-Subali.
3.      Tari massal
Tari massal adalah tarian yang dibawakan oleh lebih dari satu orang penari tanpa ada unsur saling melengkapi. Beberapa contoh tari massal, yaitu Tari Gambyong dari Surakarta, Tari Golek dari Yogyakarta, dan Tari Mafia dari Irian Jaya.
4.      Drama tari
Drama tari dibawakan oleh beberapa orang penari. Drama tari disajikan dalam bentuk cerita yang terbagi atas babak-babak atau adegan-adegan. Beberpa contoh drama tari yaitu Wayang Wong dari Jawa Tengah, Wayang Topeng dari Cirebon, dan Randai dan Makyong dari Sumatra.

2.      KOMPOSISI TARI
1.         Bentuk (pose)
Bentuk (pose) adalah posisi tubuh sebelum bergerak. Terbagi menjadi empat, yaitu terbuka, tertutup, asimetris, dan simetris.
2.         Gerak
Gerak adalah posisi tubuh menggerakkan bentuk.
3.         Pola lantai
Pola lantai adalah arah atau garis langkah yang dilalui oleh penari. Pola lantai terbagi menjadi dua, lurus dan lengkung.
4.         Arah hadap
Arah hadap adalah arah posisi tubuh penari.
5.         Tataran atau level
Tataran atau level adalah tingkatan posisi tubuh penari. Terbagi menjadi tiga, bawah, tengah, dan atas.
6.         Ekspresi atau penjiwaan
3.      PERANAN TARI
Sebagai suatu kegiatan, tari memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai berikut.
1.      Tari sebagai alat pemersatu bangsa
Sebagai contoh pagelaran festival tari nasional daerah, dan festival isen mulang.
2.      Tari sebagai media ekspresi
Tari dapat menciptakan rangkaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan yang terjadi di sekitarnya.
3.      Tari sebagai sarana upacara
Jenis tari ini banyak macamnya seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
4.      Tari sebagai penyaluran terapi
Jenis tari ini biasanya ditujukan kepada penyandang cacat fisik atau cacat mental. Pada masyarakat timur, jenis tarian ini menjadi pantangan karena rasa tak sampai hati.
5.      Tari sebagai media komunikasi
Penampilan tari menyampaikan pesan yang ada dalam setiap gerakannya. Contohnya adalah Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan yang digunakan untuk mengucapkan selamat dating kepada para tamu.
6.      Tari sebagai media berpikir kreatif
Kecerdasan manusia meliputi tujuh aspek, yaitu logika, bahasa, visual, kinestik, musik, intrapersonal, dan interpersonal. Ketujuh aspek itu perlu mendapat perhatian yang seimbang dalam pendidikan sehingga siswa akan bisa lebih berpikir kreatif. Seni tari, ebagai salah satu pendidikan seni di sekolah, dapat mengembangkan kemampuan dalam aspek kinestik. Seni tari bisa menjadi alat untuk bias berpikir kreatif.
7.      Tari sebagai media mengembangkan bakat
Di sekolah diadakan pendidikan seni, yang salah satu aspeknya adalah seni tari. Pendidikan seni tari ini dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan bakat.
8.      Tari sebagai hiburan
Tari sebagai hiburan harus bervariasi agar tidak menjemukan dan membosankan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan dengan cara yang menarik.
9.      Tari sebagai media pergaulan
Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiata tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan. Kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.

















Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.    

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.